JAYAPURA | PAPUA TIMES- Tak banyak atlet yang bisa meraih prestasi dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) secara beruntun. Charles Daud Wompere beruntung menjadi salah satu atlet yang memperoleh medali dalam tiga edisi PON berturut-turut.
Charles Daud Wompere, atlet kelahiran Wamena, 13 Agustus 1983, punya banyak prestasi di olahraga dirgantara terbang layang. PON XX di rumah sendiri akan menjadi PON keempatnya.
Kariernya sebagai atlet terbang layang berawal sejak 2007 silam. Ketika itu, dia mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) Pusdiklat terbang layang nasional di Pangkalan udara (Lanud) Suryadarma Kalijati, Subang, Jawa Barat.
“Sebelumnya, saya mengikuti tes bakat minat di Jayapura yang dilakukan oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) terbang layang Papua. Setelah dinyatakan lulus tes bakat minat, barulah saya dikirim untuk mengikuti Diklat terbang layang,” kenang Charles.
Di tahun itu pula Charles mulai bergabung dengan tim terbang layang Papua yang dipersiapkan untuk tampil di ajang PON XVII di Kalimantan Timur tahun 2008.
Dan di PON pertamanya itu, Charles langsung menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu pilot andal dengan menyumbangkan sejumlah medali untuk kontingen Papua.
“Saya bergabung dengan tim terbang layang Papua sejak 2007. Dan saya tampil perdana di PON di Kalimantan Timur tahun 2008. Saya meraih medali emas PON Kaltim 2008 di nomor mix double untuk atlet pemula yang baru pertama kali ikut PON,” kata Charles.
Di Kaltim, dia juga turut mempersembahkan 3 medali perak dan 2 medali perunggu bagi kontingen Papua dari disiplin olahraga terbang layang di nomor beregu, perorangan lomba duration flight dan precision landing atau ketepatan mendarat.
Empat tahun berselang, atlet yang juga bekerja sebagai staf di Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua, Bidang Pembudayaan Olahraga itu kembali mengukir prestasinya di PON XVIII Riau tahun 2012. Di ajang tersebut, Charles menyumbangkan medali perak.
“Di PON XVIII Riau tahun 2012, saya dapat medali perak di nomor duration flight perorangan single seater,” terangnya.
Lalu di PON berikutnya di Jawa Barat, tahun 2016 silam, Charles lagi-lagi memperoleh medali untuk kontingen Papua. Ketika itu, dia menjadi atlet terbang layang Papua ketiga yang mendapatkan medali setelah Vladimir Mnusefer (emas) dan Panji Agrya Kusuma Laras (perak).
“Di Jawa Barat saya juga menyumbangkan medali perunggu di nomor duration flight perorangan,” ungkapnya.
Selain ajang PON, Charles juga mengoleksi sejumlah prestasi di iven Kejuaraan Nasional (Kejurnas) terbang layang. Di antaranya medali perunggu Kejurnas Kalijati tahun 2010, medali perak Kejurnas Kalijati tahun 2014, dan medali perunggu Kejurnas Jember tahun 2018.
Charles kini berhasrat untuk menyumbangkan medali bagi kontingen Papua di PON XX di rumah sendiri. Ia mematok target meraih medali di semua nomor yang akan diikutinya.
“Target saya untuk PON XX Papua adalah mendulang medali di setiap nomor pertandingan. Dan saya tetap optimis dapat memberikan yang terbaik untuk Papua,” pungkasnya.
Pelatih tim terbang layang Papua, Paul Graham Mnusefer mengatakan tim terbang layang Papua saat ini memiliki 12 atlet yang sudah siap tampil di PON XX. Tiga di antaranya masih menjadi unggulan mereka untuk mendapatkan medali emas. Mereka yakni Vladimir Mnusefer, Panji Agrya Kusuma Laras dan Charles Daud Wompere.
“Ada tiga atlet kita yang di PON XIX Jawa Barat yang dapat medali emas, perak dan perunggu. Tiga-tiganya masih akan memperkuat tim kita dan menjadi unggulan untuk mendapatkan medali emas, mereka yakni Vladimir, Panji dan Charles,” tandasnya.
Editor | TIM
Komentar