JAYAPURA | PAPUA TIMES- Rugby Papua punya kans besar untuk menyabet medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Pembuktian mereka saat tampil di PON XIX Jawa Barat, tahun 2016 lalu dengan mengawinkan dua medali emas di laga ekshibisi.
Tim rugby Papua 100 persen diperkuat oleh atlet asli Papua dan beberapa di antaranya merupakan anggota tim nasional. Salah satunya, kapten rugby putri Papua, Marice Olua.
Atlet kelahiran Yoka, 23 Juli 1998 itu bergabung dengan tim rugby Papua pada 2017 lalu. Ia baru saja ditunjuk sebagai kapten tim rugby Papua menggantikan kapten sebelumnya yang absen karena pekerjaan.
Marice tertarik dengan cabang olahraga rugby karena menilai olahraga yang berasal dari Inggris itu sangat ideal dengan postur tubuh orang Papua.
“Sejak lulus SMA saya sudah bermain rugby. Tapi waktu itu masih fokus sekolah terus banyak ajakan dari senior saya untuk mengikuti latihan rugby, tapi saya tolak karena masih sekolah. Tahun 2016 setelah lulus masih diajak untuk main rugby dan saya lihat di YouTube permainan rugby ini cocok untuk orang Papua,” kata Maric.
“Di situ saya langsung mencoba untuk mengikuti latihan, pas ada turnamen Papua open di Timika coach George Deda yang bawah saya mengikuti turnamen Papua open dan sampai sekarang saya mengikutinya, karena menurut saya permainan rugby ini cocok sekali buat orang-orang Papua dan di PON kali ini harus berikan yang terbaik supaya banyak yang berminat dan mau mengikuti olahraga rugby,” tambahnya.
Meskipun PON XX akan menjadi PON pertamanya, namun ia punya segudang pengalaman yang bisa menjadi senjata untuk mengomandoi rekan-rekannya. Marice tercatat beberapa kali memperkuat tim nasional rugby di Kejuaraan Asia dan ajang SEA Games.
“Ini akan menjadi PON pertama bagi saya. Kalau untuk pengalaman, saya pernah mengikuti Kejurnas U 21 tahun 2018 dan mendapatkan peringkat pertama dan mendapat medali emas. Saya juga bergabung dengan timnas mengikuti kejuaraan Asia putri dan dapat juara 3 tahun 2019. Saya juga memperkuat timnas SEA Games dan finis di peringkat 4 di Filipina tahun 2019,” bebernya.
Mahasiswi di Universitas Cenderawasih (Uncen) itu punya ambisi untuk mempersembahkan medali bagi kontingen Papua pada PON XX.
“Target kami untuk Papua dapat medali emas, saya yakin dengan bantuan teman-teman tim putri rugby Papua dan semangat latihan serta disiplin pasti kita akan berikan yang terbaik untuk Papua. Tidak lupa campur tangan Tuhan yang selalu menopang kita rugby Papua,” tuturnya.
Pelatih rugby Papua, George Deda sangat optimis pada anak asuhnya. Deda juga mengaku, meski harus kehilangan kapten tim putri, namun Marice bisa menjadi pengganti yang sepadan.
“Kami punya kapten terbaik tim putri ternyata lolos polisi dan sudah pergi ikut pendidikan. Saya sudah siapkan kapten putri pengganti, Marice Olua yang juga cukup baik,” kata Deda.
Saat ini, Deda tengah fokus mematangkan persiapan timnya dengan menjalani try out di Jogyakarta. Sebelumnya, tim rugby Papua sudah menjalani TC berjalan di Papua sejak 2019.
“Saat ini tim kita sudah kembali pada persiapan tim yang benar-benar baik secara fisik. Secara teknik dan kemampuan atlet juga sudah maksimal. Spiritualnya juga sudah sangat baik. Kami berterima kasih sekali kepada KONI Papua yang bisa memindahkan TC kami ke luar Papua untuk bisa berujitanding,” tandasnya.
Editor | TIM
Komentar