PON XX: Rahmad Bidik Emas Kata untuk Papua

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Pekan Olahraga Nasional (PON) XX bakal meninggalkan sejarah, karena untuk pertama kalinya, kontingen Karate Papua tampil di nomor Kata. Adalah karatedo Rahmad Darmawan yang bakal mewakili Papua dinomor tersebut.

Rahmad bergabung dengan karate Papua pada Februari 2020 lalu. Sebelumnya, dia memperkuat tanah leluhurnya, Jawa Barat. Atlet kelahiran Depok, Jawa Barat, 17 Desember 1997. Sejak kanak-kanak dia sudah menambatkan hatinya pada beladiri karate.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029,PILIHAN ANDA?

View Results

Loading ... Loading ...

“Saya masuk beladiri karate karena buat isi kegiatan waktu kecil. Orang tua yang masukkan saya ke karate dan kebetulan waktu itu ada kakak sepupu saya juga yang ikut karate. Saya ikut karate dari masih TK. Saya belum kepikiran untuk jadi atlet waktu itu,” kata Rahmad.

Seiring berjalannya waktu, Rahmad mendapatkan kesempatan masuk dalam kontingen tim Jawa Barat pada PON XIX tahun 2016. Itu merupakan penampilan perdananya di ajang PON. Menariknya, ia tampil mengejutkan dan berhasil menyabet medali emas cabor karate nomor kata perorangan putra.

Pasca PON Jabar, Rahmad sempat dipanggil ke Pelatnas pada 2017. Namun setelah itu, dia vakum cukup lama di berbagai kejuaraan. “Prestasi di PON pertama saya di Jawa Barat itu saya dapat medali emas kata perorangan, dan masuk Pelatnas di 2017 dan saya sempat vakum kejuaraan. Waktu di Jawa Barat itu memang fokus saya untuk PON, dan saya bisa dapat medali emas,” ungkapnya.

Setelah tak lolos dalam tim Jabar untuk PON XX, mantan pelatihnya yang kini bertugas sebagai konsultan pelatih tim karate Papua mengajaknya untuk bergabung dengan kontingen Papua. Rahmad lalu menerima tawaran tersebut, karena sudah terlanjur fokus di beladiri karate, bahkan ia harus di Drop Out (DO) dari kampusnya.

“Pelatih saya yang sekarang jadi konsultan pelatih Papua yang mengajak saya bergabung. Dan saya dipersiapkan untuk PON XX. Kebetulan saya juga gagal masuk dalam skuad karate Jawa Barat,” ujarnya.

Di penampilan perdananya bersama tim karate Papua, Rahmad langsung mempersembahkan medali emas nomor kata beregu putra di Kejuaraan Akmil Cup 2020.

Meski mengaku terbebani karena harus mengawali kiprah kata Papua di iven PON, namun Rahmad berjanji akan memberikan penampilan terbaiknya dan mempertahankan medali emas yang ia capai di Jawa Barat untuk Papua.

“Pengalaman pertama Papua di nomor kata, beban itu pasti ada cuma bagaimana kita bisa mensiasatinya dan dibawa enjoy saja biar tidak terbebani. Lakukan yang terbaik saja dan tetap optimis. Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik untuk Papua,” katanya.

Rahmad juga membeberkan calon lawan yang akan menjadi pesaing terberat yakni karateka Sulawesi Selatan dan Jawa Timur yang dihuni karateka-karateka Pelatnas.

“Sebenarnya banyak yang berat. Dan semua merupakan jagoan dari provinsi mereka masing-masing. Cuma kalau dari saya sendiri sih saya lihat lawan berat dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur karena mereka posisinya juga lagi di tim nasional. Kita harus tetap optimis dan tidak boleh berkecil hati, nanti kita buktikan di PON XX,” pungkasnya.

Pelatih karate Papua, Sensei Zakarias Sogorom membeberkan untuk di nomor kata yang baru akan diikuti oleh kontingen Papua, mereka merekrut dua atlet potensial dari Jawa Barat. Salah satunya, Rahmad Darmawan.

“Tujuan kita merekrut dia (Rahmad) untuk memberikan influence kepada atlet kata kita yang dari Papua, jadi siapa tahu kalau kehendak Tuhan kalau kita dapat medali lagi di situ kan akan jadi sejarah juga. Kita manfaatkan peluang itu dengan tidak dipanggilnya dia di PON XIX Jabar, apalagi dia sampai di DO juga dari kampusnya karena sibuk di karate,” kata Zakarias.

Berkaca pada prestasi yang ditorehkan Rahmad pada PON XIX Jabar, Zakarias optimis Papua bisa menyumbangkan medali dari nomor kata.

“Kalau potensi dia di kata beregu saya sangat optimis, paling tidak kita bisa dapat medali, kita tidak patok apa medalinya, yang jelas harus ada medali. Karena bukan hanya saya yang menilai, tapi ada juga penilaian dari para wasit yang punya klasifikasi federasi karate dunia yang melihat kemampuan atlet kita. Setidaknya medali perunggu bisa didapat, kita tidak muluk-muluk lah,” tandasnya.

Editor | TIM

Komentar