Akdamina Susana Epa, Jagoan Papua

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Petarung putri, Akdamina Susana Epa adalah salah satu atlet unggulan kontingen Papua untuk mendapatkan medali emas di cabang olahraga tarung derajat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.

PON XX merupakan PON kedua bagi atlet kelahiran Sentani, Kabupaten Jayapura, 16 Mei 1988 itu setelah sebelumnya ia tampil untuk pertama kali di debut tarung derajat Papua pada PON XIX Jawa Barat, 2016 silam.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

Susi, nama panggilannya, tak pernah menduga kalau dirinya akan berkarier sebagai seorang atlet beladiri tarung derajat. Susi awalnya hanya berlatih tinju. Itupun karena ajakan teman.

Waktu pertama kali menekuni olahraga tinju, orang tuanya tak setuju, karena menganggap olahraga itu sangat berbahaya bagi anak perempuan. Namun karena keberaniannya, ia menjelaskan kepada kedua orang tuanya bahwa olahraga tinju adalah bekal untuk menjaga diri.

“Saya ikut tinju dari 2007, saya tidak dari PPLP, tapi langsung main di kejuaraan daerah. Waktu itu saya gabung di tinju dari SMA, dari ajakan teman yang bilang saya harus ikut tinju untuk jaga diri, karena kita perempuan. Saya ikut latihan dan akhirnya ikut Kejurda. Awalnya orang tua saya tidak setuju, tapi saya bicara baik-baik dengan orang tua bahwa ini untuk saya menjaga diri, dan mereka akhirnya setuju,” kata Susi.

Ketika tampil dalam Kejurda tinju di Sarmi tahun 2014, Susi gagal. Namun, takdirnya seperti sudah menggariskan dia menjadi seorang atlet sukses. Gayung bersambut, saat itu kebetulan ada pembukaan seleksi tarung derajat untuk Pra PON Jawa Barat 2015 di Jayapura.

Almarhum Robby Fingkreuw yang merupakan guru tarung derajat Papua adalah orang yang berjasa terhadap karier olahraga Susi. Berkat beliau, Susi akhirnya ikut seleksi di tarung derajat dan terpilih menjadi salah satu petarung yang mewakili Papua di Pra PON Jawa Barat.

“Yang ajak saya pertama gabung itu almarhum Pak Robby Fingkreuw ayah dari asisten pelatih Paul Fingkreuw. Beliau yang ajak saya dan dia memang minta atlet yang pernah seleksi di cabor lain seperti tinju, karate yang tidak lolos di seleksi untuk ikut seleksi kualifikasi tarung derajat,” kenangnya.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Susi langsung membuktikan dirinya sebagai seorang petarung putri potensial. Dia berhasil menyabet medali emas di Pra PON Jabar, yang merupakan iven pertamanya di olahraga tarung derajat.

Bersama Paul Brando Fingkreuw dan Gabriel Sadewa, Susi mewakili Papua di cabor tarung derajat PON XIX Jawa Barat, tahun 2016. Di situ, dia lagi-lagi membuat kejutan dengan meraih medali emas.

“Saya cuma ikut kejuaraan itu di Pra PON dan PON XIX Jabar itu, dua-duanya saya berhasil dapat medali emas,” ungkapnya.

Dari seorang petinju menjadi petarung di tarung derajat, Susi sempat mengalami kesulitan. Apalagi, kedua orang tuanya juga sempat tak setuju karena olahraga tarung derajat menggunakan kaki dan tangan.

“Orang tua saya awalnya juga sempat tidak setuju lagi, tapi ini sudah menjadi pilihan saya dan saya penasaran dengan olahraga ini. Tapi akhirnya mereka mendukung. Kesulitan pertama itu karena kita harus menggunakan kaki juga. Pak Ketua, Dokter Demus Kogoya dia meminta saya ke Jawa Barat untuk melatih dan memantapkan kaki saya. Waktu di Pra PON itu saya latihan hanya tiga bulan, itu pun kaki saya belum lincah. Dan sewaktu menjelang PON itu saya berlatih lima bulan sampai benar-benar bisa,” bebernya.

Susi kini berhasrat untuk memberikan yang terbaik bagi Tanah Papua di cabor tarung derajat PON XX.

“Sekarang saya sedang masa persiapan lagi untuk PON XX. Target yang diberikan pengurus ada tiga medali emas. Termasuk saya juga ditargetkan emas, saya akan berjuang semampu saya,” pungkasnya.

Ketua Umum Keluarga olahraga tarung derajat (Kodrat) Papua, dr. Demus Kogoya optimis Susi Epa bisa memberikan medali emas bagi Papua.

“Di kelasnya Susi Epa itu dia masih menjadi unggulan, di seluruh Indonesia. Dia yang kami jagokan untuk mendapatkan medali emas. Artinya bisa mempertahankan pencapaian di Jabar 2016 lalu. Saya melihat dia masih unggul dan akan menjadi momok bagi petarung-petarung dari Provinsi lainnya,” ujarnya.

“Target kita di tarung derajat dari 24 atlet yakni dua medali emas di kategori petarung dan satu medali emas di kategori seni. Jadi kita harapkan minimal 3 medali emas. Kita tidak muluk-muluk apalagi kita akan bermain di rumah sendiri,” pungkasnya.

Editor | TIM