Edo Apcowo Pencetak Hattrick Medali Emas PON

JAYAPURA | PAPUA TIMES- Kesohoran olahraga Papua di seantero Indonesia hingga ke level Asia tak hanya dikenal melalui sepakbola dan tinju, tapi di cabang olahraga binaraga, Papua juga punya nama besar.

Edoardus Apcowo, atlet Papua yang memiliki cerita panjang dalam menapaki kariernya hingga menjadi salah seorang binaragawan termasyur di hajatan akbar olahraga Indonesia atau Pekan Olahraga Nasional (PON).

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

“Saya mengawali karier dari daerah, tepatnya Merauke. Saya memulai cabor binaraga dari usia 20-an, dan awalnya hanya ikut-ikut teman saja dan iseng-iseng latihan di gym. Saya tidak pernah berpikir untuk menjadi atlet seperti sekarang, ini jalan Tuhan,” kata Edo mengenang perjalanan awalnya menjadi seorang atlet.

Atlet senior kelahiran Merauke, 1 November 1978 itu mulai bergabung dengan binaraga Papua sejak tahun 2002. Dia tampil perdana di Kejuaraan Daerah di kelas 55 kg dan sukses mendapatkan medali perak. Tahun 2003, ia mendapatkan panggilan seleknas untuk SEA Games di kelas 60 kg dan mempersembahkan medali perak. Sayang, dia gagal lolos ke PON XVI Palembang tahun 2004.

“Di Pra PON Palembang saya main di 60 kg dan saya masuk final, tapi pada saat itu ada Pelatnas dan mereka ada jatah untuk ke PON, saya tidak dapat karena saya waktu itu di peringkat ke-5. Lalu di 2004 saya ikut Kejurnas Federasi Binaraga Indonesia (FBI) di Bekasi saya main di 65 kg, dan saya dapat perunggu,” ungkapnya.

Edo mendapatkan medali emas pertamanya saat mengikuti ajang seleknas tahun 2005 di kelas 65 kg. Ia kemudian dipanggil untuk memperkuat Indonesia di SEA Games 2005 Filipina, namun ia gagal menyumbangkan medali.

“Itu pengalaman pertama saya memperkuat Indonesia di ajang SEA Games. Saya dapat urutan ke-4 karena lawan saya senior semua,” kata Edo.

Setelahnya, Edo kian sukses mengukir prestasi di iven-iven nasional dan di level Asia. Di antaranya medali emas Kejurnas 2006, juara 2 Kejuaraan PABSI tahun 2006, medali perunggu Pra PON 2007, medali emas PON XVII Kalimantan Timur 2008, medali perak Kejuaraan Asia 2009, medali emas Pra PON 2011, peringkat ke-4 Kejuaraan Dunia 2011, dan medali emas PON XVIII Riau 2012.

Edo juga meraih medali perunggu di SEA Games 2013 Myanmar di kelas 70 kg, medali emas di Pra PON 2015 dan medali emas PON XIX Jawa Barat tahun 2016.

Edo punya sebuah cerita menarik, sewaktu menjalani Pelatnas bersama atlet-atlet dari daerah lain di Jakarta, dia mendapatkan julukan “Betis Tembok” karena bentuk betisnya yang besar. Sampai sekarang, julukan itu masih melekat.

“Karena betis saya yang besar, teman-teman mengira saya latihan khusus untuk itu, padahal itu alami karena faktor genetik. Julukan itu sampai sekarang masih melekat,” kenang Edo.

Kini, menjelang perhelatan PON XX, Edo juga berambisi untuk bisa memberikan medali emas bagi Papua di rumah sendiri.

“Saya berharap di PON XX ini bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Papua. Saya berharap yang terbaik karena bukan saya saja yang berlatih keras, tapi rekan-rekan saya juga dan mereka punya harapan dan target yang sama. Jadi saya akan berusaha sekuat tenaga dan berdoa juga agar bisa mencapai itu,” tuturnya.

Di usianya yang sudah menginjak 43 tahun, Edo punya kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya dan mendirikan sebuah gym agar bisa mencetak atlet-atlet berbakat dari Merauke. Namun, ia masih berniat tampil di dua iven PON lagi sebelum pensiun.

“Dalam keluarga, saya sendiri yang menjadi atlet. Saya menjadi kebanggaan bagi keluarga. Saya juga punya kerinduan untuk membuat sebuah gym untuk menjadi wadah bagi generasi muda di Merauke, itu masih saya pendam, rencana memang saya ingin kembali ke Merauke untuk mewujudkan itu,” tandasnya.

Pelatih binaraga Papua, Hasyim Sulaiman menuturkan timnya akan turun di semua nomor pada PON XX. Mereka ditargetkan meraih dua hingga tiga medali emas.

“Kami memang sudah ditargetkan dua sampai tiga emas, tapi kami akan terus berpacu dan tidak menutup kemungkinan di nomor yang lain kita akan mendapatkan medali,” katanya.

Editor | TIM