Posisi Wabup Biak Menunggu Putusan Koalisi Partai

BIAK | PAPUA TIMES-Bupati Kabupaten Biak Numfor, Papua, Herry Ario Naap, S.Si.,M.Pd menegaskan, hingga saat ini belum ada satupun nama bakal calon wakil bupati yang diserahkan oleh partai koalisi ke dirinya.

“Yang berhak mengajukan nama-nama disertai dengan rekomendasi adalah partai politik pengusung, bukan Bupati. Peran Bupati adalah menerima nama yang diajukan oleh partai koalisi lalu memilih dua diantaranya dan dilanjutkan ke DPRD Biak Numfor untuk dipilih salah satunya,”ungkap Bupati Herry menanggapi posisi wakil bupati Biak Numfor yang hingga kini belum terisi.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

Dia menegaskan, bahwa sama sekali tidak ada niatnya untuk menunda pemilihan Calon Wakil Bupati. Bahkan menurutnya, sampai saat ini yang ditunggu adalah nama-nama tersebut disertai dengan rekomendasi yang ditandatangani ketiga parpol pengusung. Pasalnya, kalau ketiga Parpol pengusung tidak tanda tangan di rekomendasi itu maka dianggap tidak sah.

“Kalau saya, maunya segera jabatan Wakil Bupati Biak Numfor ini terisi supaya ada yang membantu dalam menyelenggarakan pemerintahan. Tapi sekali lagi, ini wilayah partai politik pengusung saat itu, saya berharap kalau bisa parpol pengusung masing-masing Hanura, PDIP dan Golkar berembuk, segera tentukan nama-nama lalu saya ajukan ke DPRD Biak Numfor untuk dipilih,” imbuhnya.

“Kalau memang tidak ada yang mau mengalah, saya berharap pengurus parpol tingkat provinsi dari ketiga parpol ini (Hanura, PDIP dan Golkar) berembuk dan tentukan namanya, dan kalau bisa perintahkan ke pengurus tingkat kabupaten menyetujui lalu memberikan rekomendasi nama-nama yang telah mendaftar, kalau ada nama disertai rekomendasi sampai ke saya, saya langsung dorong ke DPRD di pilih. Jadi bukan persoalannya di Bupati, sekarang masih ada di parpol koalisi,” lanjut menjelaskan.

Terkait dengan itu, maka kembali ditegaskan bahwa pemilihan Wakil Bupati Biak Numfor masa sisa jabatan tahun 2019 – 2024 pada dasarnya siap dilaksanakan. Hanya saja sampai saat ini koalisi partai pengusung masih tarik ulur soal nama-nama yang mereka akan tentukan.

Menurutnya, dari informasi yang didapatkan belum adanya nama diajukan oleh koalisi karena masih ada tarik ulur soal siapa yang akan diajukan. Untuk itu, Herry Naap mengembalikan partai politik yang bergabung dalam Koalisi Bulan Demokrasi Karya Hati Nurani (Golkar, PDIP, Hanura, PBB) melakukan koodinasi supaya menentukan siap-siapa yang akan diajukan.

Sekali Ia berharap agar koalisi berembuk siapa yang akan didorong, dan juga berhatap agar persoalan nama Cawabup itu seolah-olah digiring bahwa persoalannya ada di Bupati, bahkan segaja dibangun opini kalau pemilihan Cawabup ini segaja diulur-ulur waktu pemilihan. “Ya, kalau ada nama disampaikan ke saya sesuai dengan mekanisme maka langsung didorong ke DPRD Biak Numfor untuk dipilih,” lanjut Bupati.

Seperti yang disampaikan sebelumnya, bahwa Golkar mengusulkan dua nama, lalu PDI Perjuangan juga mengusulkan nama, lalu Hanura juga mengusulkan calonnya juga, dari parpol itu juga ada mengusulkan calonnya lebih dari satu nama.

“Saya berharap supaya segera bangun komunikasi diantara parpol lalu tentukan nama-nama yang akan diserahkan ke saya, kalau bisa langsung dua nama supaya langsung di dorong ke DPRD Biak Numfor untuk dipilih,” pungkasnya.

Bupati dengan tegas membatah kalau ada anggapan bahwa seolah-olah dirinya tidak merespon pemilihan Cawabup. Untuk itu, dia meminta ada peran dari petinggi parpol di tingkat Provinsi Papua khususnya lagi partai pengusung saat itu (PDIP, Golkar dan Hanura) untuk berkomunikasi atau berembuk supaya ada yang mengalah.

“Kalau ketiga parpol ini ngotot masing-masing mengajukan nama atau jagoannya, maka kita saling menyalahkan, ini juga kurang baik kesannya. Sebab saya hanya menerima nama disertai dengan rekomendasi dari Parpol pengusung,” tandasnya.

“Saya sudah komunikasikan tapi masih buntu, nah tiga parpol koalisi masing-masing PDIP, Golkar dan Hanura masing-masing ngotot. Saya berharap ada komunikasi yang baik diketiga parpol, lalu memberikan rekomendasi. Tidak ada intervensi Bupati, silakan saja, ajukan nama secepatnya sesuai mekanisme,” kata Herry Naap.

Editor | EVANS K | REDAKSI