JAYAPURA | PAPUA TIMES- Pengurus Federasi Hoki Indonesia (FHI) Papua meminta Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Pengurus Besar (PB) PON XX Provinsi Papua untuk proaktif menyelesaikan masalah pemalangan jalan masuk ke venue Hoki dan Cricket yang berada di Doyo, Kabupaten Jayapura.
Permintaan itu disampaikan Wakil Ketua FHI Papua, Yotam Wakum kepada pers, Rabu siang (10/2/2021) di Jayapura. “Kita minta untuk masalah-masalah pemalangan seperti ini diselesaikan dengan cepat. Karena sangat mengganggu atlet kami untuk uji coba di venue,”ujarnya.
Menurut Yotam, tahun 2021 adalah tahun PON. Dan bagi tim Hoki, persiapan menuju iven tersebut sangat dibutuhkan.
“Kita ini diberikan beban untuk meraih prestasi terbaik yakni meraih emas PON. Maka itu, kita butuh adaptasi di venue Hoki sehingga waktu pertandingan resmi nanti, atlet-atlet kita mampu bertanding dengan percaya diri dan menguasai venue karena terbiasa latihan di venuenya,”ungkap Wakum.
Lanjut Yotam, apabila pemalangan ini berlangsung hingga penyelenggaraan PON maka resikonya adalah atlet-atlet Hoki Papua bakal kesulitan beradaptasi dengan venue dan tentunya berpengaruh kepada prestasi mereka.
“Kalau dipalang sampai dekat pelaksanaan PON maka semua atlit kesulitan kejar program latihan dan juga penyesuaian lapangan. Apalagi lapangan Hoki outdoor menggunakan lapangan karpet.”
“Apabila dipalang sampai PON maka Disorda, PB PON dan KONI harus cari alternatif. Apakah dipertandingkan di luar Papua atau dimana? Bila terjadi maka kami sulit memenuhi target Emas,”tambah Yotam Wakum.
Dia mengaku sejak venue Hoki dipaksakan dibangun di Doyo Kabupaten Jayapura, pihaknya bersama atlet-atlet Hoki sangat kecewa. Kata Yotam, sejak awal, FHI meminta venue Hoki dibangun di Biak namun tidak diindahkan pimpinan Disorda saat itu.
“Waktu itu, kami bersama pemerintah Biak Numfor menjamin dan sudah menunjuk lokasi di Biak untuk pembangunan venue Hoki tapi kenyataan pembangunannya dialihkan ke Doyo. Sekarang dipalang venuenya. Silahkan tanya mantan Kadisorda yang dulu menjamin venue ini aman dan tidak akan dipalang,”ujarnya.
Pembangunan berbagai venue yang berpusat di Jayapura banyak tantangan dan hambatan. Ongkosnya pun sangat besar karena banyak pembayaran yang harus dipenuhi pemerintah diantaranya uang ganti rugi lahan, uang air dan biaya pemalangan.
“Sebagian venue dipusatkan di Jayapura dan konsekuensi seperti yang sekarang terjadi. Pemalangan terjadi dan merugikan atlet-atlet kami yang sedang bersiap untuk tampil di PON. Kita tidak bisa salahkan masyarakat yang sedang palang karena mereka punya hak ulayat. Sekarang yang jadi pertanyaan orang-orang yang dulu pindahkan venue Hoki ini dari Biak ke Doyo, dorank ada dimana, kenapa tidak bisa selesaikan masalah ini ?” tandas Wakum.
Pembangunan arena Cricket dan lapangan Hockey di Doyo Kabupaten Jayapura menelan dana sebesar Rp 277 miliar dengan kontraktor PT. Nindya Karya dan konsultan manajemen PT. Bina Karya .
Sementara itu, Penataan Kawasan Doyo Baru sebagai area pendukung Arena Cricket, Hoki Outdoor dan Indoor senilai Rp 64,9 miliar.
Editor | LEPIANUS K | HERMON K