Pemkab Tolikara Perluas Kampung KB

KARUBAGA | PAPUA TIMES- Pemerintah Kabupaten Tolikara memadukan program Kampung Keluarga Berencana (KB) dengan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sejak diluncurkan tahun 2018, kedua program ini telah memberikan dampak positif.

Hingga kini, telah terbentuk lebih dari 20 Kampung KB yang tersebar di beberapa Distrik di Kabupaten Tolikara. Pemkab akan memperluar Kampung KB untuk meningkatkan kesejahteraan dan derajat hidup masyarakat di daerah itu.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

“Sejak dicanangkan Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo,SE,M.Si didampingi Kepala BKKBN Provinsi Papua Charles Brabar pada 5 Maret 2018 telah membawa dampak positif bagi masyarakat,”ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Anton Warkawani,SE didampingi Drs. Jony Suwuh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Dan Pembagunan Keluarga BKKBN Provinsi Papua disela-sela kunjungan kerja di Kampung Kutime Distrik Nabunage, Tolikara, Senin (05/10/20200.

Bupati Tolikara Usman G.wanimbo,SE,M.Si dalam sambutannya yang disampaikan Sekda Anton Warkawani,SE mengatakan Kampung KB merupakan salah satu program prioritas Nasional yang patut didukung Pemerintah daerah. Apalagi Pemerintah Tolikara juga memprioritaskan pembangunan masyarakatnya melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan.

“Program Kampung KB dan Program 1000 HPK sesungguhnya untuk mencapai keluarga berkualitas. Jadi kedua program ini dijalankan saling mendukung,”ujarnya Sekda.

Kampung KB kedepan akan menjadi ikon program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera,terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

“Jangan salah paham ya kampung KB bukan untuk membatasi kehamilan. Tetapi menjaga jarak kehamilan,jadi pemerintah mau setiap anak setelah umur lebih dari 3 tahun baru ibunya bisa hamil. Menjaga keluarga berkualitas dengan makanan bergizi,kerohanian anak dibina dari kecil dan lainnya,”bilanga Anton.

Sementara itu Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN Provinsi Papua Drs. Jhony Suwuh mengatakan keberhasilan program KKBPK dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.

Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur melalui berbagai indikator yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan fungsi keluarga. Meliputi fungsi keagamaan,fungsi sosial budaya,fungsi cinta kasih,fungsi perlindungan,fungsi reproduksi,fungsi sosialisasi dan pendidikan,fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Tolikara Lowis Genongga,STh dalam laporannya menyampaikan lebih dari 20 Kampung KB telah tersebar beberapa Distrik seluruh Tolikara.

Kampung KB menjadi program inovatif yang strategis dalam menjalankan program KKBPK secara Kontinyu di lapangan. Pasalnya, Kampung KB menjadi model atau miniatur pembangunan yang melibatkan seluruh sektor di masyarakat.

Ditegaskanya Kampung KB tidak hanya menjalankan program menjaga jarak kehamilan,tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam pembangunan.

Membangun masyarakat berbasis keluarga, menyejahterakan masyarakat, serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pelaksanaan integrasi program lintas sektor. Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran berbangai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya.

Editor | LEPIANUS KOGOYA