JAYAPURA (PTIMES)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tolikara bekerjasama dengan Yayasan Gapai United Nations Children’s Fund (Unicef) melakukan penyuntikan vaksin kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) Kuari, awal pekan ini.
Kegiatan ini dalam rangka Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Penyuntikan dilakukan langsung oleh petugas Dinkes Tolikara Papua melalui Kepala Bidang Jurim P2PL Dinas Kesehatan Kostan Yikwa bersama Staf Yayasan Gapai.
Menurut Kepala Bidang Jurim P2PL Dinas Kesehatan Tolikara Kostan yikwa kegiatan penjaringan kesehatan dan BIAS yang dilakukan ke sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Tolikara Papua tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh anak dari virus Campak Rubella.
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit campak adalah Imunisasi lanjutan yang diberikan pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang selanjutnya disebut BIAS.
“BIAS dilaksanakan kepada Anak Sekolah,dan Swasta dilaksanakan pada bulan tertentu dengan sasaran semua anak misalnya anak sekolah dari kelas 1 sampai dengan kelas 6,”jelasnya.
Menurut Yikwa, pada dasarnya, imunisasi adalah kegiatan pencegahan. Imunisasi dilakukan agar seseorang terhindar dari penyakit infeksi atau meringankan gejala penyakit tersebut. Metode ini merupakan metode pencegahan yang paling efektif dan murah dalam mengatasi penyakit.
Imunisasi ini juga wajib diberikan pada anak balita mengingat sistem kekebalan tubuh balita sangat rentan. Bagi anak usia sekolah wajib diberikan karena seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh anak juga meningkat.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan mereka terserang penyakit infeksi lain di usianya yang kian bertambah itu.
Oleh karena itu Kostan Yikwa menegaskan setelah melakukan imunisasi wajib di usia balita, anak harus mendapatkan imunisasi lanjutan ketika memasuki usia sekolah. Selain menjaga dari serangan infeksi virus, imunisasi anak juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif serta menjaga status gizinya agar tetap sehat.
“Di Indonesia sendiri, telah ada jadwal imunisasi lanjutan yang diperuntukkan bagi anak usia sekolah yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sedangkan jenis Imunisasi anak usia sekolah yang dicanangkan di Indonesia adalah diphtheria tetanus (DT), campak, dan tetanus diphteria (Td),dan Human papillomavirus”. Tegas Kostan yikwa.
Dijelaskannya Imunisasi flu yang bisa dilakukan ketika anak berusia 7-18 tahun yang mengalami flu setiap tahun. Jenis imunisasi ini merupakan imunisasi yang aman diberikan pada semua anak dengan kondisinya yang berbeda-beda. Sedangkan Imunisasi Human papillomavirus, sudah bisa diberikan ketika anak berusia 11-12 tahun. Atau juga bisa diberikan saat anak mencapai usia 9-10 tahun, jika memang kondisi kesehatan anak memerlukannya.
“Bagi anak-anak sekolah yang tidak sempat diimunisasi,jagan cemas karena selama anak tidak terinfeksi penyakit infeksi tertentu,anak masih bisa mendapatkannya dikemudian hari, imbuanya.
Menurut Yikwa, seorang anak tidak mendapatkan imunisasi campak ketika ia balita, maka anak bisa mendapatkannya ketika ia berusia 6-12 tahun. Hal ini sesuai dengan kegiatan Catch up Campaign Campak yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan yang dilakukan secara serempak.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah virus campak terjadi pada anak usia sekolah. Selain itu tujuan imunisasi anak tersebut adalah untuk memutus mata rantai penularan campak.
Editor: LEPIANUS K / DERWES Y
Komentar