KNPI Tolikara Sosialisasi Bahaya Covid-19 Lewat Baliho

KARUGABA (PTIMES) – Guna mencegah merebaknya pandemi Covid-19 yang telah merengut ribuan nyawa manusia di seluruh dunia, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tolikara mensosialisasikan bahaya penyebaran virus Corona melalui spanduk dan baliho ibukota kabupaten, Karubaga.

Selain baliho yang dipasang di semua sudut kota hingga wilayah Kanggime dan Kembu, KNPI juga membagi-bagikan stiker maupun brosur dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah Suku Lani.

SIAPA CALON GUBERNUR PAPUA 2024-2029, PILIHAN ANDA
  • Add your answer
Poll Options are limited because JavaScript is disabled in your browser.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI Tolikara Terry wakur saat memimpin pemasangan baliho di mengatakan penyebaran virus corona merupakan suatu pandemi yang mesti diputus penyebarannya di wilayah Papua.

Sehingga melalui pemasangan baliho tersebut pihaknya mengajak seluruh pemuda di Tolikara bersatu mensosialisasikan upaya pencegahannya.

“Sebab melalui sosialisasi lewat baliho, stiker dan brosur ini kita harap warga dan keluarga kita di kampung-kampung bisa mengerti secara cepat dan jelas terhadap bahaya virus ini,” ujar ia dalam rilis yang diterima redaksi, Senin.

Dia katakan, Covid-19 merupakan virus baru yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Tolikara.

Dilain pihak, akses informasi melalui berbagai media online maupun media cetak yang sulit diakses, membuah penyebarannya sulit dilakukan bila masyarakat tak mendapat informasi apa pun.

“Makanya, kita mulai gencar melakukan sosialisasi melalui pemasangan baliho dan penyebaran brosur. Sebab masyarakat Tolikara sekarang ini tidak boleh keluar wilayah. Sehingga disinilah peran kami sebagai pemuda untuk mengedukasi,” ucapnya

Dia pastikan KNPI Tolikara bersama TNI/Polri siap membatasi keluar masuk orang melalui jalur darat, di semua pintu masuk Tolikara

Ia juga mengimbau masyarakat Tolikara agar dalam menyampaikan salam tidak lagi berjabat tangan. Tetapi mengucap salam dalam posisi berjarak lebih dari 1 meter.

“Orang Tua atau moyang kita dulu sudah punya kebiasaan itu, namun dengan perkembagan kemajuan era modern ini budaya ini perlahan jarang digunakan. Sekarang kita imbau untuk menerapkan kembali,” pungkasnya. (Diskominfo Tolikara)*

EDITOR : ERWIN