JAYAPURA (PTIMES)- Sebanyak 632 atlet dari 37 Cabang Olahraga yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX belum menjalani tes kebugaran. Tes ini merupakan salah satu program dari 12 program yang harus dilalui para atlet PON Papua.
“Dapat kami laporkan bahwa hingga kini jumlah atlet kita sebanyal 1.115 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah menjalani tes kebugaran sebanyak 483 sedangkan sisanya 632 orang belum ikut tes ini,”ungkap Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Papua, DR. Fredrik Sokoy,S.Sos,M.Sos.
Dalam laporannya yang disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Gabungan KONI, Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) dan Pengurus Provinsi Cabang Olahraga (Pengprov Cabor) di Aula Tony A. Rompis Markas Kodam XVII Cenderawasih, Kamis siang (28/11/2019), Sokoy mengatakan tes kebugaran ini melibatkan 8 orang yang adalah konsultan teknik dan tim tester KONI Papua.
“Tes kebugaran ini dilakukan bersama dengan konsultan teknik dan tim Tester KONI Papua berjumlah 8 orang,”bilang akademi Universitas Cenderawasih itu.
Ditempat yang sama Ketua Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) KONI Papua, Brigjen TNI Irham Waroihan, dari 12 program kerja (Puslatprov), salah satu yang sedang dilakukan adalah tes kebugaran kepada atlet dari 37 Cabor.
“Di Jayapura sebanyak 7 cabang olahraga atletnya belum mengikuti tes kebugaran, kalau diluar Papua, tim kesehatan Puslatprov KONI Papua sedang bergerak ke lokasi-lokasi pemusatan latihan atlet Papua di pulau Jawa,” kata Irham.
Irham menjelaskan, tes kebugaran itu penting, dimana, tes kesehatan merupakan program kerja Puslatprov untuk mengetahui kesiapan para atlet dalam menghadapi kejuaraan, khusunya dalam perispan PON tahun 2020.
Meski belum 100 persen atlet lakukan tes kesehatan, Irham berharap dari nanti dari hasil tes kesehatan itu, kita bisa mengetahui kemampuan para atlet yang sudah mengikuti pemusatan latihan selama ini.
Sementara itu, Sekretaris I Koni Papua, Daud Ngabalin menyatakan, atlet PON Papua wajib mengikuti tes kebugaran. Karena hasil tes akan diserahkan langsung ke setiap Cabor untuk nantinya dilakukan evaluasi kekurangan. Hasil tes kebugaran sangat penting, jika ada atlet yang kesehatanya tengganggu bisa langsung dicoret diganti dengan atlet lain.
Daud mencontohkan Cabor atletik, untuk lari jarak seratus meter putra atlet Papua harus bisa lari dengan catata waktu 10.03 detik. “Rekor nasional nomor lari 100 meter putra catatan waktu 10,03 detik, jika atlet Papua mau dapat medali harus bisa mencapai catatan waktu tersebut,” tegasnya
Daud meminta Pengprov Cabor harus tegas, jika ada atlet yang cedera wajib dicoret dan digantikan. Pasalnya, KONI membiayai atlet yang siap tempur. “Kalau atlet kesehatannta terganggu harus dicoret, ini kita mau perang bukan jalan-jalan,” pungkasnya.
Editor: HANS B/LAMBERT P
Komentar