Paralayang Papua Gelar Musprov Juni 2019

JAYAPURA (PTIMES)- Pengurus Provinsi (Pengprov) Paralayang Papua dalam waktu dekat menganggendakan pelaksanaan Musyawarah Provinsi (Musprov). Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Musprov digelar untuk mengisi komposisi kepengurusan Paralayang yang periodesasinya sudah usai.

Atlet Papua Saat Pendaratan Pada Kejuaraan Paralayang di Kabupaten Batang Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Ketua Pengprov Paralayang Papua, Ruben Magai, S.IP kepada pers menginteraksi surat KONI Papua terkait berakhirnya masa bhakti kepengurusan Pengprov Paralayang, Senin (27/5/2019) di Jayapura.
“Rencana Musprov Paralayang segera akan kami lakukan karena sesuai dengan aturan organisasi maka periodesasi kepengurusan yang sudah selesai harus menyelenggarakan Musda,”kata Ruben.
Masa kepengurusan Pengprov Paralayang Papua dibawah kepemimpinan Ruben Magai,S.IP selama 4 tahun sejak Mei tahun 2015 dan Mei 2019. Musprov Paralayang dijadwalkan berlangsung pada awal bulan Juni 2019 usai perayaan Idul Fitri mendatang.
Lokasi Venue Paralayang di Kabupaten Tolikara. Tampak salah seorang paralayang sedang mengikuti lomba memperingati HUT Proklamasi RI 2018 lalu

Menurut Ruben, jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, Pengprov Paralayang dan KONI Papua memfasilitasi para atlet Paralayang mengikuti latihan berjalan maupun mengikuti sejumlah kejuaraan dalam rangka tes iven.
Pengprov Paralayang, lanjutnya, juga berkoordinasi dengan Pengurus Besar (PB) Paralayang dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara menyiapkan venue (tempat penyelenggaraan) PON Paralayang di Bukit Kolengger, Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara.
“Kita terus melakukan koordinasi terkait penyiapan venue Paralayang di Tolikara. Kita harapkan dengan penyelenggaraan PON di Tolikara dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan Cabor Paralayang dan ekonomi bagi Pemkab Tolikara,”kata Ruben.
Mantan anggota Dewan Provinsi Papua itu mengemukakan bahwa Cabor Paralayang memiliki daya tarik tersendiri karena berpotensi mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi kabupaten kota yang ingin mengembangkan olahraga ini melalui iven Sport Tourism (olahraga pariwisata).
“Cabor Paralayang menjadi daya tarik tersendiri. Karena potensi ekonominya cukup tinggi apabila dikembangkan sebagai olahraga pariwisata. Setiap kabupaten dan kota yang mengembangkan olahraga ini pasti kita dukung,”ujarnya.
Dicontohkan pengembangan olahraga Paralayang di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Bali menggunakan konsep Sport Tourim ternyata berdampak positif dan menambah penerimaan PAD di kedua provinsi itu.
“Contoh di Jawa Barat dan Bali berhasil mengembangkan olahraga ini dan menambah PAD mereka. Di Bali setiap wisatawan membayar 1 juta rupiah untuk menggunakan jasa operator Paralayang,”ungkap Ruben.
Mengenai potensi di Papua, Ruben Magai optimis bila Cabor Paralayang dikembangkan dengan baik dapat menjadi salah satu potensi pariwisata dan menghasilkan PAD bagi kabupaten dan kota di bumi Cenderawasih.

Editor: HANS BISAY

Komentar