Cinta Papua, Wally Willey Warga AS Pindah WNI

JAYAPURA (PTIMES)- Terpanggil untuk membangun Papua serta kasih dan cinta yang tulus kepada Orang Asli Papua (OAP), Dr (Hon) Wally Willey warga Amerika Serikat memilih mengabdi di Tanah Papua sepanjang hidupnya. Pria kelahiran Washington, 5 April 1948 itu bahkan memilih naturalisasi sebagai sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

Dr (Hon) Wally Willey menandatangani Surat Persetujuan WNI di Kantor Kemenkum HAM Papua, Kamis.

“Saya pindah warga negara Indonesia untuk membantu membangun manusia Papua melalui pendidikan. Saya siap membantu Pemerintah Provinsi Papua membangun sumber daya manusia Papua,”ungkap Wally saat mendampingi rombongan Pemprov Papua di Detroit Amerika Serikat, pekan lalu.
WILLEY BESERTA ISTRI

Willey yang sebelumnya adalah Chief Advisor di penerbangan Mission Aviation Fellowship (MAF) mengaku kecintaan terhadap orang Papua dimulai saat dirinya menangani penerbangan ke daerah terpencil di pedalaman Papua.
Karena keterpanggilan, dia lalu mendirikan Sekolah Harapan Papua yang berada di Sentani Kabupaten Jayapura. Selain mendidik anak-anak Papua di Sekolah Harapan Papua di Sentani, dia juga membuka sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk mendidik anak-anak asli Papua.
Foto Bersama Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP.MH, Rektor Universitas Corban, Dr. Sheldon C. Nord dan Kepala Sekolah Papua Harapan Dr (Hon) Wally Wiley, dan pejabat Papua serta petinggi Universitas Corban,Senin (6/5/2019) di The Grand Hotel Salem Oregon Amerika Serikat usai penandatanganan LOI Pendidikan.

“Selain di Sentani, kami juga mendidik anak-anak di Mamit, Karubaga, Korupun, Doboto dan Darawage. Mereka dididik dari usia dini sehigga ketika di tingkat sekolah lanjutan mereka sudah fasih berbahas inggris dan memiliki karakter kristiani yang baik,”kata Willey kepada PAPUA TIMES usai penandatanganan Letter Of Intent (LOI) kerjasama pendidikan putra-putri asli Papua oleh antara Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP.MH, Rektor Universitas Corban, Dr. Sheldon C. Nord dan Kepala Sekolah Papua Harapan Dr (Hon) Wally Wiley, Senin (6/5/2019) di The Grand Hotel Salem Oregon Amerika Serikat.
Kamis (23/5/2019), Willey menjalani proses naturalisasi dengan mengucap sumpah dan janji menjadi seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berlangsung di Aula Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Papua dihadiri Pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Papua, Max Wambrauw bersama pejabat Kemenkum HAM Papua.
Willey Bersama Sahabat Turut Serta Mengikuti Acara Bakar Batu di Lapangan SoftBall Universitas Corban, Oregon Amerika Serikat.

Dalam otobiografinya yang dirilis MAF menuliskan kisah hidup Wally yang dibesarkan sebagai seorang anak misionaris di Meksiko, di mana orang tuanya juga melayani dengan Mission Aviation Fellowship (MAF).
Setelah sekolah menengah, ia menjadikan imannya dan sesuai rencana Tuhan, pada tahun 1976, Tuhan memanggilnya untuk bekerja dengan MAF dan dikirim ke Irian Jaya, Indonesia, yang sekarang disebut Papua.
Sedangkan istrinya Joan juga dibesarkan di rumah orang Kristen, tetapi di Pantai Timur di New Jersey. Dia menerima Kristus sebagai Juruselamatnya di Vacation Bible School ketika dia berusia delapan tahun dan pada saat dia di sekolah menengah merasa terpanggil untuk bekerja dengan . Setelah Gordon College dan sekolah pascasarjana, ia bergabung dengan SIL (Wycliffe Bible Translators) dan pergi ke Mitla, Meksiko, di mana ia dan Wally bertemu.
Joan dan Wally menikah pada 1978 dan pindah di antara program-program MAF dan negara-negara, menetap bersama di Irian Jaya (Papua) dengan dua anak, Jacinda dan Jared.
Jared Putra Willey Beserta Istri dan Anak-Anaknya.

Selama 32 tahun di Papua, peran Wally beralih dari manajer konstruksi, menjadi manajer pangkalan, menjadi manajer program, menjadi manajer regional MAF Indonesia. Selama masa ini, ia juga mendirikan Sekolah Papua Harapan, yang fokus memberikan pendidikan yang berpusat pada Kristus kepada anak-anak Papua. Sementara itu, Joan menemukan jalan keluar karena cintanya mengajar anak-anak misionaris di sekolah menengah MK.
Dua tahun lalu, Wally menyingkir dari posisi manajemen regionalnya untuk menjadi “penasihat utama” MAF Indonesia dan untuk fokus pada kebutuhan pendidikan dan perawatan kesehatan masyarakat Papua. Hari ini Wally terus memperluas Sekolah Harapan Papua dan bekerja untuk mendirikan rumah sakit dan klinik di provinsi Papua.
Sedangkan kedua anak, Jared dan Teresa Wiley, bersama dengan putri mereka Jenika melayani dengan Mission Aviation Fellowship sebagai guru di Sekolah Harapan Papua.

Editor: HANS BISAY

Komentar