Kementan Dorong Ekspor Kopi Wamena

PAPUATIMES- Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan-RI) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong ekspor kopi Wamena keluar negeri. Diharapkan dengan akselerasi ekspor produk pertanian khususnya kopi asal Wamena, nilai ekspor produk non migas bidang pertanian dapat meningkat. Tahun 2018, nilai ekspor pertanian Papua Rp. 35,6 M, sedangkan hingga Maret 2019 ekspor sudah mencapai 29,1% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 10,3 M.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Ali Jamil, Ph.D disela-sela Coffe Morning bersama Gubernur Papua bertajuk Sinergitas Karantina Pertanian Bersama Instansi terkait Dalam Mendukung Produk Pertania di Provinsi Papua, Senin pagi, (15/4/2019).”Dengan upaya yang ada, bersama pemerintah Papua, kami yakin target ekspor bisa dua kali lipat dari tahun sebelumnya,” kata Ali Jamil.
Menurut Jamil, kopi Wamena, Kabupaten Jayawijaya memiliki citarasa yang khas. Dengan luas lahan pertanian kopi di Jayawijaya yang mencapai 1.910 ha yang tersebar di 24 Distrik seperti di Walesi, Kurulu, Hubertus dan Pyramid. Dengan produktifitas kopi wamena berada pada kisaran 600-650 kg/ha dan produksi kopi pada tahun 2017 sebanyak 125,8 ton. Kopi wamena layak untuk didorong menjadi komoditas ekspor.
Komoditas tersebut sangat potensial, sehingga menurut Jamil, Barantan bersama instansi terkait harus melakukan proteksi terhadap kemungkinan masuknya hama penyakit yang dapat menyerang budidaya kopi khas Indonesia tersebut ke wilayah Papua. Seperti cendawan Hemileia coffeicola yang merupakan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) A1 golongan I, yang artinya belum ada di Indonesia dan tidak dapat dibebaskan dengan perlakuan. Cendawan ini menyebabkan penyakit karat daun kopi. Daerah sebar OPTK ini meliputi Afrika Tengah dan Barat. Spora cendawan ini mudah tersebar sehingga dikhawatirkan dapat menginfeksi tanaman di tempat lain.
Kopi dari bumi Cendrawasih, banyak tumbuh subur di pegunungan Wamena dan menjadi kopi khas daerah tersebut. Kopi dari jenis arabika ini memiliki aroma dengan perpaduan flower, spicy dan caramel. Bila dilihat dari segi rasa, maka kopi Wamena memiliki perpaduan rasa yang nutty, orange dan herbal.
Kopi di pegunungan Papua ditanam petani tradisional, tanpa menggunakan pupuk anorganik ataupun pupuk kimia, juga tanpa pestisida. Sehingga tidak mengherankan bila kopi dari Papua ini menghasilkan kualitas yang terbaik dengan tekstur ringan, minim ampas, harum semerbak dan tidak meninggalkan rasa asam di lidah atau after taste.
Lewat program Agro Gemilang (Ayo Galakan Ekspor Produk Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa) dari Kementan, yaitu berupa program bimbingan, terutama pada calon eksportir baru, ia yakin produk pertanian asli Papua akan laris manis dipasaran mancanegara.
Jamil menjelaskan bahwa, upaya mendorong ekspor tersebut adalah agar para petani bisa mendapatkan nilai tambah yang optimal, sehingga bisa menambah kesejahteraan petani dan membuka lapangan kerja baru di bidang pertanian.

Editor: JAVARIS R SINAMBELA