Ekspor Papua Didominasi Lima Komoditas

PORT NUMBAY- Hingga tahun 2019, terdapat lima komoditas unggulan dari Papua yang diekspor ke berbagai negara. Antara lain Kayu Merbau, Tepung Terigu, Katu Lapis, Biji Kopi Dan Vanili. Komoditas unggulan ini dikirim ke Tiongkok, PNG dan Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, drh. Muklis Natsir, M.Kes disela-sela Coffe Morning bersama Kementerian Pertanian dengan Gubernur Papua, Senin pagi, (15/4/2019).
“Ada 5 komoditas unggulan ekspor yaitu berupa kayu merbau, tepung terigu, katu lapis, biji kopi dan vanili. Adapun tujuan negara diantaranya Tiongkok, PNG dan Amerika Serikat. Vanili (eks impor PNG) sebanyak 58,8 ton tujuan Bali, Jogjakarta dan Surabaya senilai Rp. 35,5 milyar.”ungkapnya.

Kepala Balai juga menyebutkan berdasarkan data otomasi Badan Karantina Pertanian (Barantan), IQFAST di wilayah kerjanya, selain lima komoditas unggulan yang diekspor ke luar negeri, terdapat 5 komoditas lainnya yang diperdagangkan didalam negeri yakni Biji Kopi, Cangkang Sawit, CPO, Biji Kakao dan Kopra.
Lanjut Muklis Natsir, selama trisemester awal tahun 2019, tercatat lalu lintas antar area komoditas tersebut adalah Biji Kopi sebanyak 2,1 ton tujuan Bali, Surabaya, dan Jogjakarta senilai Rp. 698,2 juta. Cangkang sawi sebanyaj 518,5 ton tujuan Medan, Kalimantan dan Surabaya senilai Rp. 518,5 juta. CPO (minyak Sawit) sebanyak 6,1 ton tujuan Surabaya, Medan dan Kalimantan senilai Rp. 33,6 milyar. Biji Kakao sebanyak 75,9 ton tujuan Surabaya, Medan dan Kalimantan senilai Rp. 2,2 milyar. Kopra senilai 33,7 ton tujuan Surabaya, Medan dan Kalimantan senilai Rp. 101,1 jura.“Dengan potensi yang besar ini, saya percaya dapat dioptimalkan dengan kerjasama kolaboratif pusat dan daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Lukas Enembe,S.IP.MH mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian RI (Kementan-RI) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong pertumbuhan ekonomi pertanian di Papua lewat akselerasi ekspor produk pertanian.

Gubernur menyatakan dukungan kepada Barantan agar ekspor komoditas pertanian dapat makin meningkat, baik volumenya maupun negara tujuannya. Enembe berharap upaya ini dapat bermuara nilai tambah bagi petani di daerahnya.
Acara yang dikemas dalam coffee morning ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Bea dan Cikai, Imigrasi dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Dinas Perkebunan Prov Papua, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian lingkup Propvinsi Papua yang meiputi Jayapura, Timika, Biak dan Merauke juga para eksportir.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Ali Jamil, Ph.D secara simbolis memberikan akses I-MACE ( Indonesia Map of Agricultural Commodities Exports) pada pemerintah Provinsi Papua. Aplikasi tersebut berisi tentang perkembangan data eksport berbagai komoditas pertanian dari daerah terkait, dan dimaksudkan agar pemerintah provinsi dapat membaca dan mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di idaerahnya. “Kita harus bekerjasama dengan semua instansi yang ada, agar upaya ini dapat berjalan optimal,” pungkas Jamil.

Editor: HANS BISAY