JAYAPURA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX diminta untuk mengganti logo PON bergambar Kangguru yang saat ini digunakan. Alasannya, kelaziman pada setiap even olahraga, logonya tak menggunakan gambar hewan. Logo PON Kangguru juga menyalahi aturan karena lima ring yang ada di logo tersebut adalah logo resmi olimpiade.
Hal itu mengemuka pada Diskusi Olahraga Menuju PON XX dan Peparnas XVI 2020 di Papua yang berlangsung Senin pagi (08/4/2019) di Ballroom Swiss Bell Hotel Jayapura.
Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (Sekum KONI) Papua, Kenius Kogoya,SP.M.Si kepada pers mengatakan logo PON XX Papua harus memiliki kerangka dasar yang tujuannya memberikan spirit dengan nilai-nilai yang universal. Logo PON setidaknya minimalis, indah dipandang dan yang terpenting memberikan semangat bagi atlet-atlet Papua.
“Logo itu menjadi branding kita. Identitas kita. Logo PON itu harusnya menjadi spirit untuk kami. Ketika atlet menggunakan logo itu ada roh dan semangatnya di sana. Kita bersyukur bahwa hari ini kita sudah bisa simpulkan akan dilakukan perubahan terhadap logo itu,”ungkap Kenius.
Dia menambahkan bahwa lazimnya, logo PON tidak menggunakan gambar hewan. Oleh karena itu, dia mengusulkan agar logo PON Kangguru diganti menjadi maskot PON. “Sedangkan logo PON diganti dengan logo yang baru,”katanya.
Ditempat yang sama Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Mayjen TNI (Pur) Suwarno mengatakan logo PON Papua pada umumnya tidak menggunakan gambar hewan karena tidak sesuai dengan aturan olahraga nasional maupun internasional. ““Logo PON tidak menggunakan gambar binatang. Kalau untuk maskot bisa digunakan. Makanya kita minta untuk segera dipikirkan logo yang baru,”ujarnya.
Ia mengusulkan agar logo PON XX Kangguru diganti dengan logo-logo berdasarkan kearifan lokal Papua seperti tifa yang didesain maupun ukiran-ukiran etnik Papua.
“Bisa gunakan Tifa yang didesain menjadi logo atau apa saja yang menjadi ciri khas Papua. Logo Asian Games kemarin juga diganti beberapa kali karena disesuaikan dengan spirit kita,”katanya.
Suwarno mengatakan pergantian logo PON harus segera dilakukan sehingga dapat digunakan sosialisasi maupun administrasi surat menyurat. “Secepatnya dikerjakan supaya bisa digunakan.”
Menginteraksi usulan tersebut, Ketua Harian PB PON XX Papua, DR. Yunus Wonda,SH.MH kepada pers mengaku tidak sependapat mengganti logo PON karena proses penentuannya cukup panjang. Sayembaranya selama 1 tahun dan kegiatannya harus diakomodir dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara saat ini pemerintah dan PB PON sedang fokus mempersiapkan venue-venue pertandingan.
“Untuk menggantikan logo dan maskot bukan proses sederhana yang kita bayangkan hari ini. Apalagi, logo yang ada saat ini sudah digunakan secara resmi pada surat menyurat,”ungkap Ketua DPRP Papua itu.
Lebih lanjut Wonda mengatakan apabila logo tersebut harus diganti maka keputusannya tergantung dari Gubernur Papua selaku Ketua Umum PB PON.
Editor: HANS BISAY
Komentar