NTP Papua Turun 0,04 Persen

JAYAPURA- Badan Pusat Statistik (BPS) Papua merilis perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua pada Bulan Oktober 2017 mengalami penurunan 0,04 Persen dengan indeks NTP sebesar 93,71.
Kepala BPS Provinsi Papua, Drs. Simon Sapary, M.Sc dalam keterangan persnya, Rabu (01/11/201) di Kantor BPS Papua mengatakanberdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, penurunan indeks NTP disebabkan oleh perubahan indeks harga diterima petani sebesar 0,37 persen lebih kecil dari perubahan indeks harga dibayar petani yang juga mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,33 persen.
“Dari 33 provinsi, tercatat 27 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 6 provinsi mengalami penurunan NTP dimana Jambi tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,52 persen sedangkan Bangka Belitung tercatat mengalami penurunan terbesar yaitu -2,12 persen,”jelas Simon.
Lebih lanjut dia menjelaskan NTP Provinsi Papua bulan Oktober 2017 menurut subsektor yaitu: NTP Subsektor Tanaman Pangan 86,68; NTP Subsektor Holtikultura 94,88; NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 101,41; NTP Subsektor Peternakan 98,74 dan NTP Perikanan 97,89. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 103,35 dan NTP Perikanan Budidaya 82,91.
Dikemukakan Simon, Inflasi Pedesaan Papua Oktober 2017 tercatat mengalami deflasi 0,38 persen. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua Oktober 2017 tercatat turun sebesar -0,24 persen. “Secara nasional, 11 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 22 provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Banten sebesar 0,96 persen sedangkan Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Gorontalo sebesar -1,80 persen,”ungkapnya.

Editor: HANS BISAY