Berkaca Dari POPNAS, DPRP Minta KONI dan Cabor Evaluasi

SEMARANG- Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) meminta Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) maupun Penguruv Provinsi Cabang Olahraga (Pengprov Cabor) di Papua untuk segera melakukan pembenahan organisasi dan terobosan-terobosan untuk menyiapkan jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
Anggota Komisi V DPRP, Jack Kamansan Komboy mengatakah hal itu di Semarang, Kamis (21/9/2017) usai memantau langsung keikutsertaan kontingen Papua di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) di Semarang, Jawa Tengah. “Untuk melahirkan bibit-bibit atlit muda yang handal dan profesional, hendaknya dimulai dari Cabor dan KONI. Karena dari 18 Cabor yang mengikuti POPNAS tidak ada hasil yang maksimal,”kata Jack.
Lebih lanjut, Dia mengatakan dengan jebloknya prestasi tim Papua di POPNAS, maka perlu dilakukan dan bergerak cepat untuk persiapan PON 2020. “Karena Kalau kita bicara PON Papua, POPNAS ini menjadi tolak ukur dan barometer untuk meraih medali di PON nanti,” ungkapnya.
Selain pembenahan organisasi dan terobosan persiapan latihan yang memadai, Jack juga menghimbau atlit-atlit muda Papua untuk disiplin berlatih. Pembinaan cabang olahraga perlu diintensifkan. “Jangan kita mencari kambing hitam setelah kegagalan di POPNAS ini, tapi kita lakukan evaluasi dan segera bergerak cepat, untuk lakukan kesiapan menuju PON 2020,” tegas mantan pemain Persipura Jayapura itu.
Prestasi atlit Papua di POPNAS yang kurang menggembirakan, menurut Jack diakibatkan kurangnya uji tanding para atlit diajang kejuaraan daerah maupun nasional sehingga para atlit tidak memiliki jam terbang dan percaya diri menghadapi pertandingan-pertandingan skala nasional.
Dia menggarisbawahi agar Cabor-cabor perlu menggelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) secara rutin dan khusus kepada pelatih perlu ditingkatkan keilmuannya mengingat saat ini sains dibidang olahraga terus berkembang. Pelatih sekarang harus punya sport science (sains olahraga) agar mampu bersaing dengan pelatih dari daerah lain. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) terbukti meningkatkan performa dan prestasi olahragawan daerah lain. “Tidak bisa, melatih berdasarkan pengalaman saja,”ujarnya.

Editor: LEPIANUS KOGOYA