JAKARTA- Salah satu maskapai penerbangan NAM Air yang merupakan anak perusahaan dari Sriwijaya Air tahun 2017 terus melanjutkan ekspansi penerbangannya. Setelah mendatangkan pesawat baru bertipe ATR 72-600 Turboprop berkapasitas 72 orang, Nam Air mulai melayani beberapa penerbangan rute baru di kawasan Indonesia Timur. Rute baru tersebut adalah Nabire-Biak PP, Nabire-Jayapura PP, dan Jayapura-Dekai PP.
Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Group Agus Soedjono mengatakan, bahwa terobosan baru yang dilakukan Nam Air ini dapat membuka konektivitas transportasi udara untuk masyarakat Papua.
” Semoga kehadiran rute baru NAM Air ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membantu percepatan pembangunan dan pariwisata di tanah Papua,” ujar Agus Soedjono dikutip dari keterangan pers tertulis, Sabtu 29 Juli 2017.
Adapun Jadwal penerbangan, imbuh Agus, rute Nabire-Biak pulang-pergi (PP) akan berangkat dari Nabire pukul 06.30 WIT dan tiba di Biak pukul 07.20 WIT. Sedangkan penerbangan sebaliknya yakni berangkat dari Biak pukul 07.45 WIT dan akan tiba kembali di Nabire pada pukul 08.35 WIT.
Sedangkan untuk penerbangan Nabire-Jayapura PP yaitu berangkat dari Nabire pukul 09.00 WIT dan tiba di Jayapura pukul 10.40 WIT. Sedangkan untuk penerbangan sebaliknya yaitu berangkat dari Jayapura pukul 13.55 WIT dan akan tiba kembali di Nabire pada pukul 15.35 WIT.
Dan untuk penerbangan Jayapura-Dekai PP yaitu berangkat dari Jayapura pukul 11.15 WIT, tiba di Dekai pukul 12.05 WIT. Sedangkan penerbangan sebaliknya yaitu berangkat dari Dekai pukul 12.30 WIT dan tiba kembali di Jayapura pukul 13.20 WIT.
” Selain menuju Biak, pelanggan Nam Air dari Nabire kelak dapat menikmati layanan penerbangan lanjutan ke Dekai. Dan untuk pelanggan yang melakukan penerbangan dari Nabire ke Jayapura nantinya dapat menikmati penerbangan lanjutan hingga ke Yogyakarta, Makassar dan juga Jakarta. Layanan tersebut juga berlaku untuk penerbangan sebaliknya,” ungkapnya.
Selain tiga rute baru itu, Nam Air juga berencana mengoperasikan pesawat ATR 72-600 berikutnya untuk penerbangan dari dan ke Fakfak, Raja Ampat, Kaimana, Sorong dan Manokwari. Sriwijaya Air dan Nam Air sendiri saat ini telah memiliki 50 pesawat Boeing, dengan rute penerbangan setiap hari ada 120 flight dan jumlah penumpang yang sudah mencapai 11 juta penumpang, di mana 90% merupakan penerbangan domestik.
Kementerian Pariwisata melihat dengan adanya tambahan akses transportasi ke sejumlah daerah di Papua ini akan membuat bisnis pariwisata Papua semakin berkembang.” Pilihan tepat bagi Maskapai Nam Air ambil jalur ini. Rute ini sangat strategis, karena selama ini untuk menghubungkan dua kota tersebut selama ini memerlukan biaya yang mahal dan sulit. Dengan adanya penerbangan ini, biaya logistik diharapkan akan lebih mudah dan menjadi ekonomis,” kata Menpar Arief Yahya.
Penambahan tiga rute baru oleh manajemen Sriwijaya dan Nam Air ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Biak, Nabire dan Dekai. ” Potensi pariwisatanya juga akan bagus, Nam Air akan menambah kuat aksesibilitas udara ke Indonesia Bagian Timur. Tinggal nanti kita akan all out di promosi dan even pariwisata-nya,” kata Menpar Arief Yahya.
Syarat sebuah kawasan itu dipromosikan besar-besaran, imbuh Arief Yahya, jika sudah memiliki 3A: Akses, Atraksi dan Amenitas. Akses merupakan faktor mutlak, karena kalau tidak ada jalan menuju ke lokasi, destinasi mana pun tidak akan sukses. ” Karena itu akses sangat penting. Orang tidak bisa bergerak tanpa akses yang bagus,” ujar Menpar.
Untuk Kabupaten Biak Numfor sendiri, saat ini masih didominasi wisatawan nusantara. Turis mancanegara yang mengunjungi Pulau Biak, diantaranya dari kawasan Asia, seperti Jepang, Tiongkok, Korea serta beberapa negara tetangga Papua Nugini, Australia, dan negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Amerika.
Berbagai objek wisata pulau Biak menjadi tempat favorit kunjungan turis nusantara dan mancanegara diantaranya Gua Jepang, Monumen Perang Dunia II Paray, Lapangan Terbang Sekutu Pulau Owi serta berbagai wisata pantai Pulau Biak Segara Indag, Pantai Wari, Pantai Anggraidi serta Museum Cenderawasih.
Editor: KEMENTERIAN PARIWISATA
Komentar