Gerakan Tanam Dukung PON Segera Dicanangkan

JAYAPURA (PTIMES)- Mendukung pemenuhan bahan pangan pada penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota di enam klaster PON dalam waktu dekat akan mencanangkan Gerakan Tanam.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua,Ir. Semuel Siriwa,M.Si di Jayapura, Kamis (22/8/2019) mengatakan pencanangan gerakan tanam dukung PON tersebut, bertujun memaksimalkan penggunaan produk pangan lokal Bumi Cenderawasih saat perhelatan iven empat tahunan itu berlangsung di Oktober tahun depan.
“Kebijakan gubernur supaya Papua saat PON kita banyak menggunakan produk lokal. Makanya, kami sedang siapkan pencanangan gerakan tanam mendukung PON. Gerakan ini untuk memaksimalkan penggunaan pangan lokal saat PON nanti,” terang Semuel.
Dia katakan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk menyiapkan ketahanan pangan Papua yang bukan saja untuk pelaksanaan PON, tetapi untuk seluruh rakyat dalam lima tahun mendatang, bahkan lebih.
Dimana untuk wilayah perkotaan, tengah diupayakan agar kecederungan makan nasi, dikurangi bahkan digantikan dengan umbi-umbian. Sayangnya, program ini masih berbenturan dengan program raskin (beras miskin) yang ditujukan bagi masyarakat kampung. Dimana masyarakat diajak makan beras dan meninggalkan ubi. “Namun hal ini akan terus kita sosialisasikan mengingat mahalnya ongkos angkutan beras ke pegunungan maka diganti ke umbi-umbian”.
“Tapi pada saat pelaksanaan PON nanti kita tetap dorong supaya semua komoditi pangan, seperti beras dan ubi maupun sagu, akan disajikan bersama-sama. Tinggal para atlet maupun official memilih sendiri,” terang ia.
Ia pastikan untuk ketersediaan pangan saat PON di Papua, bakal terpenuhi. Sebab pemerintah hanya menyediakan pangan untuk 4 jutaan penduduk Papua serta 23 ribu atlet maupun official.
“Kalau bicara akomodasi transportasi yang pasti itu besar nilainya. Tapi kalau penyediaan pangan saya pikir beras kita cukup. Begitu pun komoditas lain,” pungkasnya.

Editor: ERWIN RIQUEN

Komentar