Relokasi Korban Bencana Sentani

JAYAPURA- Relokasi korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Ada dua tahapan utama yang harus dilewati yakni pembangunan fasilitas umum kemudian barulah dilakukan relokasi.

“Semua kita bereskan dulu baru warga kita dorong relokasi kesana. Namun yang pasti ada tahapan-tahapan yang akan kita lalui,”ungkap Doren Wakerkwa,SH, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Setda Provinsi Papua di Jayapura.
Meginteraksi penolakan korban banjir bandang untuk direlokasi, Wakerkwa mengatakan relokasi butuh waktu dan proses yang panjang. Tujuannya juga untuk kepentingan masyarakat sehingga dimasa depan mereka terbebas dari ancaman bencana. “ Relokasi ini kan kita menempatkan warga di tempat baru. Yang pasti kita bangun dulu rumah termasuk kelengkapannya, seperti fasilitas air dan listrik serta sekolah maupun tempat beribadah,”ungkapnya.

Gubernur Papua saat menyambangi korban-korban bencana banjir bandang di Sentani, Rabu.

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP.MH mengatakan pemerintah akan merelokasi korban bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura, terutama masyarakat yang bermukim di kawasan cagar alam gunung Cycloop Sentani. Usulan itu sebagai langka antisipasi ancaman bencana alam susulan.
Gubernur Enembe mengatakan relokasi korban akan dipindahkan ke kawasan baru di seputaran ruas jalan trans Papua antara Jayapura-Wamena. Sebelum relokasi Pemprov akan membangun fasilitas pelayanan publik, seperti sekolah dan rumah sakit.

Rencana relokasi ini didukung para bupati. Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda mewakili para bupat dan walikota se-Papua sependapat dengan keputusan gubernur merelokasi warga korban bencana. Sebab menurut dia, tempat tinggal warga sebelumnya berpotensi tidak aman untuk ditinggali.Dukungan juga disampaikan Bupati Yahukimo, Abock Busup. Dia menegaskan pihaknya siap membantu merelokasi warga Yahukimo yang terdampak bencana di Kabupaten Jayapura.

Editor: LEPIANUS KOGOYA

Komentar