28 Ribu Lebih Orang di Papua Hidup Dengan HIV/AIDS

JAYAPURA- Sejak ditemukan pertama kali HIV tahun 1992, kasusnya HIV/AIDS di Tanah Papua terus meningkat dari tahun ke tahun. Data terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menyebutkan kasus HIV/AIDS hingga Juni 2017 mencapai 28.771 kasus. Terdiri dari HIV 10.134 kasus, AIDS 18.637 kasus. Dari jumlah itu, 1.883 orang dilaporkan telah meninggal.
Hal itu dikemukakan Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia,Johana OA Rumbiak, SE, MM pada Workshop Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS di Provinsi Papua, Selasa (29/08), di Jayapura.
“Kasus yang terlaporkan baru sekitar 51.38 % ODHA atau orang dengan HIV-AIDS yang mendapat pengobatan Antiretroviral (ARV) dan yang masih mengkonsumsi ARV sebanyak 38,81%. Ini merupakan tantangan dan menjadi beban untuk menjadi perhatian bagi kita semua,”ungkap Ani Rumbiak.
Dia mengemukakan perilaku seks bebas dan berganti-ganti pasangan merupakan faktor utama penyebaran HIV/AIDS di Papua. Untuk menghindari resiko terinfeksi virus mematikan itu, maka tiap orang wajib menghindari seks bebas.
Rumbiak mengatakan dari sejumlah survei terkait perilaku menyebutkan laki-laki memiliki perilaku beresiko karena kecenderungan berganti-ganti pasangan serta enggan menggunakan kondom.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebagai salah satu upaya memutuskan mata rantai penularan HIV di Papua, sejak 2008 Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua mengkampanyekan pemberlakuan Sirkumsisi (Sunat). Sirkumsisi dinilai sebagai salah upaya mengurangi resiko penularan HIV/AIDS. “Bagi pelaku seks bebas, meski sudah Sirkumsisi tetap harus menggunakan kondom,”katanya.
Rumbiak menambahkan pemerintah melalui program Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera berkomitmen membangun masyarakat Papua yang sehat melalui 15 program prioritas. Dasn salah satunya melalui pengendalian penyakit menular terfokus yaitu AIDS, Tuberculosis dan Malaria.
Dia berharap, dengan digelarnya workshop pencegahan dan pengendalian HIV-AISD yang digagas Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI serta KOMPAK-BAKTI mampu mencegah dan mengendalikan HIV maupun AIDS.

Editor: HANS BISAY