Beras dan Rokok Share Kemiskinan di Papua Barat

MANOKWARI- Komoditas beras dan rokok kretek filter memiliki share tertinggi terhadap pembentukan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) di Provinsi Papua Barat. Share komoditi beras terhadap pembentukan GKM wilayah perkotaan sebesar 20,61 persen dan 18,52 persen untuk wilayah pedesaan. Untuk komoditas rokok kretek filter memiliki share 18,14 persen di pedesaan dan 9,91 persen di perkotaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat Garis Kemiskinan (GK) Papua Barat Maret 2017 sebesar 499.777 rupiah, yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) sebesar 389.400 rupiah dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) sebesar 110.377 rupiah. Angka GK Maret 2017 mengalami peningkatan 1,38 persen dari kondisi September 2016 dan secara year on year meningkat sebesar 5,22 persen dari kondisi Maret 2016.
Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Sri Endang Retno Subiyandani, S.Si, MM mengatakan GK Provinsi Papua Barat Maret 2017 sebesar Rp.499.777 yang dibangun dari GK Makanan Rp.389.400 dan GK Non Makanan Rp.110.337. GK Maret 2017 meningkat sebesar 1,38 persen dibandingkan GK kondisi September 2016 (Rp. 492.969), dan secara y-o-y (Maret 2016 -Maret 2017) GK mengalami peningkatan sebesar 5,22 persen.
Periode September 2016 – Maret 2017 terjadi peningkatan GK sebesar 1,49 persen untuk perkotaan dan 1,48 persen di perdesaan. Secara y-o-y (Maret 2016 – Maret 2017) GK perkotaan mengalami peningkatan sebesar 5,77 persen sementara di perdesaan meningkat sebesar 4,62 persen dan secara keseluruhan Papua Barat mengalami peningkatan GK dari Maret 2016 – Maret 2017 sebesar 5,22 persen.
Share komoditas makanan masih mendominasi dalam pembentukan garis kemiskinan di Papua Barat. Kondisi Maret 2017 menunjukan bahwa 77,91 persen share GK-Makanan terhadap GK dan share GK-Non Makanan 22,09 persen. Dominasi ini terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan. Di perkotaan, share GK-Makanan sebesar 72,77 persen, dan daerah perdesaan sebesar 81,31 persen.
Komoditas makanan yang menjadi penyumbang share terbesar dalam pembentukan GK baik di Kota maupun di Desa adalah beras dan rokok kretek filter. Share komoditas beras terhadap pembentukan GK-Perkotaan sebesar 20,61 persen dan untuk pedesaan sebesar 18,52 persen.
Hal menarik terjadi di daerah pedesaan adalah komoditas rokok kretek filter memiliki share tertinggi dalam pembentukan GK Pedesaan. Artinya bahwa konsumsi rokok pada penduduk miskin sangat dominan. Data menyebutkan bahwa pada Maret 2017, penduduk miskin daerah pedesaan memiliki rata-rata pengeluaran perkapita kurang dari Rp.488.564 rupiah, dan dari angka tersebut rata-rata dikeluarkan Rp.90.482 ribu rupiah untuk membeli rokok.

Editor: HANS BISAY

Komentar